NEW YORK (SuaraMedia) Lima warga negara Indonesia (WNI) masuk dalam daftar orang terkaya di dunia 2009 versi majalah Forbes.
Mereka adalah Michael Hartono, R Budi Hartono, Sukanto Tanoto, Martua Sitorus, dan Peter Sondakh. Michael Hartono berada di posisi ke-430 dengan kekayaan USD1,7 miliar,R Budi Hartono peringkat ke- 430 dengan kekayaan USD1,7 miliar, dan Sukanto Tanoto nomor 450 dengan kekayaan USD1,6 miliar.
Martua Sitorus peringkat ke-522 dengan kekayaan USD1,4 miliar. Peter Sondakh di urutan ke-701 dengan kekayaan USD1 miliar. Michael Hartono dan R Budi Hartono merupakan putra pendiri perusahaan rokok Djarum di Kudus yang beroperasi sejak 1950.
Sejak ayahnya meninggal, mereka mengambil alih operasional perusahaan dan menjadikan Djarum sebagai salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia. “Keuntungan mereka juga berasal dari salah satu bank terbesar di Indonesia, Bank Central Asia, di mana Djarum memiliki sebagian sahamnya. Mereka memiliki proyek real estat terbesar, Grand Indonesia,sebuah mal perbelanjaan, tempat tinggal, menara kantor, dan kompleks hotel yang dibuka tahun lalu,” papar Forbes dalam situsnya.
Sementara Sukanto Tanoto merupakan putra sulung dari tujuh bersaudara yang pada usia 17 tahun sudah bergabung dalam perusahaan ayahnya yang menjadi pemasok untuk perusahaan minyak dan gas. Sukanto mengambil alih kendali perusahaan setelah ayahnya meninggal.
“Saat ini perusahaan RGM International yang dipimpin Sukanto Tanoto memiliki perusahaan kertas dan perusahaan minyak sawit Asian Agri,”papar Forbes. Martua Sitorus merupakan mantan mahasiswa ekonomi yang pernah berjualan udang saat remaja,kemudian beralih berbisnis minyak kelapa sawit.WNI yang tinggal di Singapura itu membeli perkebunan pertama pada 1994.
Kemudian dia mendirikan perusahaan agrobisnis Wilmar International bersama keponakannya yang merupakan pria terkaya Malaysia,Robert Kuok. “Merger antara Wilmar dengan perkebunan dan kelompok agrobisnis Kuok pada Juni 2007 membuat Wilmar menjadi salah satu produser minyak kelapa sawit terbesar di dunia dan produser minyak goreng terbesar di Asia,”papar Forbes.
Sementara Peter Sondakh mengelola konglomerasi Rajawali Group, pengelola Express Group, operator taksi terbesar kedua di Indonesia. Menurut Forbes, dia juga memiliki saham di perusahaan Semen Gresik. Pengusaha yang tinggal di Surabaya itu juga menandatangani kesepakatan dengan Pemerintah Kamboja untuk mengembangkan maskapai nasional di negara tersebut. Dia membuka Hotel St Regis di Bali pada September tahun lalu. Dia memiliki rumah sendiri di Beverly Hills, di lokasi yang sama dengan Denzel Washington dan Rod Stewart.
Bill Gates Terkaya
Sementara itu, pendiri Microsoft Corp Bill Gates kembali menjadi pria terkaya sejagat dengan total kekayaan USD40 miliar (Rp478,8 triliun), menggeser investor Warren Buffett yang tahun lalu bertengger di posisi puncak.
Krisis ekonomi global mengakibatkan lenyapnya total kekayaan USD2 triliun dari kantong para miliarder dunia. Forbes menemukan kekayaan 793 miliarder pada 2008 merosot 30% dibandingkan setahun sebelumnya. Ini merupakan penyusutan kekayaan pertama sejak 2003. Penyusutan kekayaan terbesar dialami para miliarder di Rusia,India,dan Turki.
“Gates meraih gelarnya kembali sebagai pria terkaya sedunia dengan USD40 miliar yang dimilikinya sekarang setelah tahun lalu berada di posisi ketiga dengan kekayaan USD58 miliar,” ujar Forbes yang juga menyatakan bahwa Gates merupakan orang terkaya di Amerika untuk ke-14 kalinya.
Adapun Buffett yang tahun lalu menjadi pria terkaya dunia turun ke posisi kedua dengan kekayaan USD37 miliar,menyusut dari USD62 miliar. Posisi ketiga diraih taipan telekomunikasi Meksiko Carlos Slim dengan kekayaan USD35 miliar, turun dari USD60 miliar. Secara kolektif, tiga manusia terkaya dunia kehilangan USD68 miliar pada tahun lalu hingga 13 Februari 2009 saat selesai pengumpulan data kekayaan para miliarder di segenap penjuru dunia.
Kepala Eksekutif Forbes Steve Forbes menjelaskan, penurunan kekayaan ini buruk bagi ekonomi karena para pengusaha berada dalam masalah.“Para miliarder tidak perlu khawatir tentang apa yang akan mereka makan di kemudian hari. Tapi jika kekayaan mereka merosot dan Anda tidak menciptakan para miliarder baru, itu berarti situasi dunia tidak berjalan dengan baik,” paparnya.
“Ada kecenderungan kekayaan miliarder turun sedikitnya sepertiga dari kekayaan bersih sebelumnya. Ini pertama kali sejak 2003 di mana kita kehilangan banyak miliarder, tapi kita tidak pernah sebelumnya kehilangan lebih dari ini,” kata Luisa Kroll,editor senior Forbes.
Total kekayaan bersih seluruh miliarder dunia turun dari USD4,4 triliun menjadi USD2,4 triliun atau turun 46%.Total rata-rata kekayaan yang dimiliki miliarder saat ini sebesar USD3 miliar,23% lebih sedikit dibandingkan pada 2008. Jumlah miliarder juga turun dari 1.125 orang menjadi 793 orang.
“Benar-benar sulit untuk menemukan sesuatu yang menyenangkan, bahkan bagi sebagian orang yang sangat sukses di dunia, tidak dapat lepas dari krisis ekonomi global. Mereka tidak lebih baik daripada kita,”ujar Kroll. New York City kini menggantikan Moskow sebagai daerah dengan jumlah miliarder paling banyak. Di New York, kini ada 55 miliarder.
Sementara Rusia yang memiliki jumlah miliarder paling banyak tahun lalu mengalami penurunan drastis, dari 87 miliarder menjadi 32 orang. Negara-negara berkembang yang mengalami pertumbuhan ekonomi sangat cepat pada tahun-tahun lalu juga terkena dampak krisis, termasuk Turki, di mana jumlah miliarder turun dari 35 orang menjadi 13 miliarder. Ini terjadi karena turunnya nilai mata uang lira.
India tidak jauh berbeda. Pengusaha India Anil Ambani yang memiliki kekayaan terbesar di negara itu tahun lalu mengalami kemerosotan kekayaan karena kehilangan USD32 miliar dalam 12 bulan terakhir.Tahun lalu, dia berada di posisi keenam, tetapi sekarang turun ke peringkat 34 dengan kekayaan hanya USD10,1 miliar.
“India mengalami guncangan keras,” tutur Kroll. Menurut Kroll, tahun lalu India memiliki empat miliarder dari 10 miliarder terkaya, kini mereka hanya memiliki dua orang. Total jumlah miliarder di India pun berkurang setengahnya menjadi 24 orang.
Mereka adalah Michael Hartono, R Budi Hartono, Sukanto Tanoto, Martua Sitorus, dan Peter Sondakh. Michael Hartono berada di posisi ke-430 dengan kekayaan USD1,7 miliar,R Budi Hartono peringkat ke- 430 dengan kekayaan USD1,7 miliar, dan Sukanto Tanoto nomor 450 dengan kekayaan USD1,6 miliar.
Martua Sitorus peringkat ke-522 dengan kekayaan USD1,4 miliar. Peter Sondakh di urutan ke-701 dengan kekayaan USD1 miliar. Michael Hartono dan R Budi Hartono merupakan putra pendiri perusahaan rokok Djarum di Kudus yang beroperasi sejak 1950.
Sejak ayahnya meninggal, mereka mengambil alih operasional perusahaan dan menjadikan Djarum sebagai salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia. “Keuntungan mereka juga berasal dari salah satu bank terbesar di Indonesia, Bank Central Asia, di mana Djarum memiliki sebagian sahamnya. Mereka memiliki proyek real estat terbesar, Grand Indonesia,sebuah mal perbelanjaan, tempat tinggal, menara kantor, dan kompleks hotel yang dibuka tahun lalu,” papar Forbes dalam situsnya.
Sementara Sukanto Tanoto merupakan putra sulung dari tujuh bersaudara yang pada usia 17 tahun sudah bergabung dalam perusahaan ayahnya yang menjadi pemasok untuk perusahaan minyak dan gas. Sukanto mengambil alih kendali perusahaan setelah ayahnya meninggal.
“Saat ini perusahaan RGM International yang dipimpin Sukanto Tanoto memiliki perusahaan kertas dan perusahaan minyak sawit Asian Agri,”papar Forbes. Martua Sitorus merupakan mantan mahasiswa ekonomi yang pernah berjualan udang saat remaja,kemudian beralih berbisnis minyak kelapa sawit.WNI yang tinggal di Singapura itu membeli perkebunan pertama pada 1994.
Kemudian dia mendirikan perusahaan agrobisnis Wilmar International bersama keponakannya yang merupakan pria terkaya Malaysia,Robert Kuok. “Merger antara Wilmar dengan perkebunan dan kelompok agrobisnis Kuok pada Juni 2007 membuat Wilmar menjadi salah satu produser minyak kelapa sawit terbesar di dunia dan produser minyak goreng terbesar di Asia,”papar Forbes.
Sementara Peter Sondakh mengelola konglomerasi Rajawali Group, pengelola Express Group, operator taksi terbesar kedua di Indonesia. Menurut Forbes, dia juga memiliki saham di perusahaan Semen Gresik. Pengusaha yang tinggal di Surabaya itu juga menandatangani kesepakatan dengan Pemerintah Kamboja untuk mengembangkan maskapai nasional di negara tersebut. Dia membuka Hotel St Regis di Bali pada September tahun lalu. Dia memiliki rumah sendiri di Beverly Hills, di lokasi yang sama dengan Denzel Washington dan Rod Stewart.
Bill Gates Terkaya
Sementara itu, pendiri Microsoft Corp Bill Gates kembali menjadi pria terkaya sejagat dengan total kekayaan USD40 miliar (Rp478,8 triliun), menggeser investor Warren Buffett yang tahun lalu bertengger di posisi puncak.
Krisis ekonomi global mengakibatkan lenyapnya total kekayaan USD2 triliun dari kantong para miliarder dunia. Forbes menemukan kekayaan 793 miliarder pada 2008 merosot 30% dibandingkan setahun sebelumnya. Ini merupakan penyusutan kekayaan pertama sejak 2003. Penyusutan kekayaan terbesar dialami para miliarder di Rusia,India,dan Turki.
“Gates meraih gelarnya kembali sebagai pria terkaya sedunia dengan USD40 miliar yang dimilikinya sekarang setelah tahun lalu berada di posisi ketiga dengan kekayaan USD58 miliar,” ujar Forbes yang juga menyatakan bahwa Gates merupakan orang terkaya di Amerika untuk ke-14 kalinya.
Adapun Buffett yang tahun lalu menjadi pria terkaya dunia turun ke posisi kedua dengan kekayaan USD37 miliar,menyusut dari USD62 miliar. Posisi ketiga diraih taipan telekomunikasi Meksiko Carlos Slim dengan kekayaan USD35 miliar, turun dari USD60 miliar. Secara kolektif, tiga manusia terkaya dunia kehilangan USD68 miliar pada tahun lalu hingga 13 Februari 2009 saat selesai pengumpulan data kekayaan para miliarder di segenap penjuru dunia.
Kepala Eksekutif Forbes Steve Forbes menjelaskan, penurunan kekayaan ini buruk bagi ekonomi karena para pengusaha berada dalam masalah.“Para miliarder tidak perlu khawatir tentang apa yang akan mereka makan di kemudian hari. Tapi jika kekayaan mereka merosot dan Anda tidak menciptakan para miliarder baru, itu berarti situasi dunia tidak berjalan dengan baik,” paparnya.
“Ada kecenderungan kekayaan miliarder turun sedikitnya sepertiga dari kekayaan bersih sebelumnya. Ini pertama kali sejak 2003 di mana kita kehilangan banyak miliarder, tapi kita tidak pernah sebelumnya kehilangan lebih dari ini,” kata Luisa Kroll,editor senior Forbes.
Total kekayaan bersih seluruh miliarder dunia turun dari USD4,4 triliun menjadi USD2,4 triliun atau turun 46%.Total rata-rata kekayaan yang dimiliki miliarder saat ini sebesar USD3 miliar,23% lebih sedikit dibandingkan pada 2008. Jumlah miliarder juga turun dari 1.125 orang menjadi 793 orang.
“Benar-benar sulit untuk menemukan sesuatu yang menyenangkan, bahkan bagi sebagian orang yang sangat sukses di dunia, tidak dapat lepas dari krisis ekonomi global. Mereka tidak lebih baik daripada kita,”ujar Kroll. New York City kini menggantikan Moskow sebagai daerah dengan jumlah miliarder paling banyak. Di New York, kini ada 55 miliarder.
Sementara Rusia yang memiliki jumlah miliarder paling banyak tahun lalu mengalami penurunan drastis, dari 87 miliarder menjadi 32 orang. Negara-negara berkembang yang mengalami pertumbuhan ekonomi sangat cepat pada tahun-tahun lalu juga terkena dampak krisis, termasuk Turki, di mana jumlah miliarder turun dari 35 orang menjadi 13 miliarder. Ini terjadi karena turunnya nilai mata uang lira.
India tidak jauh berbeda. Pengusaha India Anil Ambani yang memiliki kekayaan terbesar di negara itu tahun lalu mengalami kemerosotan kekayaan karena kehilangan USD32 miliar dalam 12 bulan terakhir.Tahun lalu, dia berada di posisi keenam, tetapi sekarang turun ke peringkat 34 dengan kekayaan hanya USD10,1 miliar.
“India mengalami guncangan keras,” tutur Kroll. Menurut Kroll, tahun lalu India memiliki empat miliarder dari 10 miliarder terkaya, kini mereka hanya memiliki dua orang. Total jumlah miliarder di India pun berkurang setengahnya menjadi 24 orang.
Posting Komentar